Selasa, 05 Juli 2011


Berawal dari pertobatan saya pada tanggal 15 Maret 2010. Tuhan mengubahkan hidup  saya, yang dulunya saya sangat khawatir dengan keluarga, masa depan, kuliah. Pada saat saya terima Tuhan Yesus sebagai juru selamat saya entah kenapa ke khawatiran saya satu persatu hilang. Sebelum lahir baru saya tidak pernah tau apa itu Saat Teduh, apa itu penyembahan, puasa, bayar harga. Saya selayaknya orang Kristen yang rajin ibadah Minggu, doa, sudah Baptis, bahkan saya sudah ikut pelayanaan di kampus, dan saya merasa itu semua sudah cukup untuk menyenangkan hati Tuhan. Selama hidup saya hanya berkutat dengan dosa-dosa saya minta ampun, dan tetap saja saya terus mengulanginya. Saya merasa Tuhan tidak pernah menjawab doa-doa saya, Ya karena tidak ada satu orang pun di rumah saya yang mengerti saya, seisi rumah hanya bisa menyalahin saya, saya merasa tidak ada satu orangn pun di dunia ini yang saying, yang peduli sama saya. Tidak heran kalau saya sempat kecewa sama Tuhan.
                Saya ditantang untuk lahir baru sama seorang Kakak yang pada saat itu ia dan temannya sedang mendemonstrasikan apa yang ingin mereka bicarakan di retreat kampus saya. Saya tidak mengerti apa itu lahir baru, sempat banyak pertanyaan yang ingin saya tanyakan tentang lahir baru , karena seumur hidup saya, saya  tidak pernah tahu apa itu lahir baru. Saya tertantang untung menerima tawaran itu, tanpa banyak pertimbangan saya menjawab “ya Ka, saya mau.” “Mungkin dengan gue lahir baru, gue lupa dengan semua maslah gue, gue iri sama temen gue yang sudah lahir baru banyak perubahan yang boleh mereka alami” itulah pikiran saya pada saat itu. Pada saat lahir baru, saya disuruh untuk berdoa sambil mengaku semua dosa saya, ketika berdoa tidak terasa air mata saya terus keluar, saya merasa sangat berdosa, saya malu, saya merasa tidak pantas . Setelah selesai berdoa Kakak yang mendoakan saya bertanya “apa yang kamu rasakan dek setelah berdoa?” saya hanya bisa menjawab “saya merasa jijik Ka, dengan dosa saya”. Dalam hati saya berkomitmen untuk Saat Teduh
                Hari-hari yang saya lalui setelah saya lahir baru, saya menjadi manusia baru punya semangat yang baru. Pada saat itu saya mengalami sesuatu yang sangat membuat saya terperanga melihat pekerjaan tangan Tuhan, ya walaupun menurut saya itu  sederhana tapi saya percaya ini adalah suatu permulaan. Pernah suatu hari tepatnya hari Minggu setelah saya lahir baru, saya mengajak Kakak saya untuk pergi ke gereja bersama saya “gereja yu” “males ah lo aja gereja sendiri” jawabnya sewot “ayo lah kegereja, ngapain si lo di rumah?” berusaha untuk membujuk “ah pergi aja lo sendiri, mentang-mentang panitia retreat lo sok rohani banget si maksa-maksa gw ke gereja” dengan tatapan sinis. Tiba-tiba aja air mata keluar setelah saya mendengar ucapan kakak saya, saya langsung masuk kamar dan saya berdoa saya minta ampun untuk ucapan yang keluar dari mulut kakak saya dan merubah keputusannya. Ketika “amin” tiba-tiba ada seseorang yang mengetok pintu kamar saya, ketika saya mebuka pintu kamar terlihat kakak saya yang sedang berdiri di depan pintu dan berkata “ayo dek ke gereja”. Saya hanya bisa bilang keren banget Tuhan belum ada 10 menit Dia udah jawab doa gw. Kalo efek lahir baru seperti ini, saya mau lahir baru terus hehehehe. Setelah kejadiaan itu saya sadar kalau Tuhan ada untuk saya, Tuhan jawab doa saya. Kalu boleh saya berhalusinasi Tuhan bilang “ Sarah, Saya ada untuk kamu, kenapa kamu selalu khawatir, kenapa kamu tidak percaya dengan Saya?” mungkin seperti itu kata-kata Tuhan . Saya tidak tahu bagaimana kalau saya berlum diselamatkan.
Diselamatkan -> diampuni -> dipulihkan
Terimakasih Tuhan karena pertolongan Mu tepat pada awaktunya..
GBU.

Senin, 04 Juli 2011

New Born

Mengambil keputusan untuk lahir baru adalah keputusan yang paling benar menurut saya. Kenapa? Karena dengan saya lahir baru saya terima Tuhan Yesus sebagai juru selamat pribadi dan saya mengerti bahwa sekarang saya harus hidup bukan oleh daging, tetapi oleh Roh. Ketika itu saya sedang rapat retreat di kampus, jadi panitia retreat adalah kepanitiaan pertama saya di kampus. Senin 15 Maret 2010 seperti biasa kami mengadakan rapat besar karena retreat sudah didepan mata. Pada saat itu kami mengundang salah satu tim pembicara untuk mengikuti rapat kami, yaitu Kak Melina dan Bang Roki. Setelah Kakak dan Abang itu mendemonstrasikan apa saja yang akan mereka bawakan pada saat retreat, Bang roki menanyakan sebuah pertanyaan “temen-temen aku mau tanya dong, kalian inget gak kapan kalian Lahir Baru?” satu persatu teman-temen menjawab pertanyaan Bang Roki. Giliran saya yang harus menjawab, dipikiran saya, apa yang harus saya jawab karena pada saat itu saya kurang mengerti apa itu lahir baru, yang saya tau kapan saya di baptis. Dengan simplenya saya jawab “kalo lahir baru saya belum bang, tapi kalo di baptis saya sudah” “tanda seorang sudah lahir baru adalah terima baptisan” “terus Bang gimana kalo seseorang belum lahir baru tapi dia sudah dibaptis?” tanya saya dengan penasaran. Kebetulan bukan saya saja yang belum lahir baru, tetpi ada seorang kakak kelas saya yang bernama Ruth, jadi ada dua orang diantara panitia yang pada saat itu belum lahir baru. Bang Roki menantang kami untuk “mau gak kalian lahir baru?” saya balik bertanya “tapi gimana bang dengan saya, saya sudah terlanjur dibaptis tapi saya belum lahir baru.” Pertanyaan yang sama yang aku tanyakan. Tanpa pikir panjang saya katakan “ya Bang saya mau” pada saat itu saya bingung dengan hidup saya, rasanya masalah terus yang ada dalam hari-hari saya, pertanyaan gak penting, suasa rumah yang membuat saya tidak nyaman, belum lagi kepanitiaan retreat. Saya butuh Tuhan pegang hidup saya, saya butuh semua jawaban-jawaban tas doa-doa saya. Yang ada dipikiran saya, mungkin dengan saya lahir baru saya tidak khawatir lagi dengan hidup saya, makanya saya terima tantangan Bang Roki,  saat itu juga Ka Melina menyuruh kami berdua untuk menyingkir diantara temen-temen lain untuk kita berdoa bersama-sama. Ka Melina meninta kami untuk berdoa, mengaku semua dosa-dosa yang telah kita perbuat entah itu masalah lalu dengan keluarga, pacaran tidak kudus, atau apa pun itu doa dilakukan secara ganti-gantian dengan suara yang kedengeran satu sama lain. Doa dimulai dari saya, saya minta ampun sama Tuhan atas semua dosa ynga telah saya lakukan. Entah mengapa air mata keluar dengan begitu derasnya rasanya saya malu dengan dosa-dosa saya, saya merasa gak layak untuk minta ampun, setelah saya berdoa kemudian dilanjutkan dengan Ruth dan ditutup dengan Ka Melina untuk mendoakan kita. “Amin” kata itulah yang menutup doa kita. “Apa yang kalian rasakan setelah kalian tadi berdoa?” pertanyaan pertama yang ditanyakan Ka Melina “lega Ka, saya merasa jijik dengan semua dosa-dosa saya.” “bagus Ren, kalo itu yang kamu rasakan”.
                Thanks God banget rasanya saya diijinin untuk bisa lahir baru, sesuatu yang beda boleh saya terima, semangat yang baru di hari-hari saya. Pernah suatu hari tepatnya hari Minggu setelah saya lahir baru, saya mengajak Kakak saya untuk pergi ke gereja bersama saya “gereja yu” “males ah lo aja gereja sendiri” jawabnya sewot “ayo lah kegereja, ngapain si lo di rumah?” berusaha untuk membujuk “ah pergi aja lo sendiri, mentang-mentang panitia retreat lo sok rohani banget si maksa-maksa gw ke gereja” dengan tatapan sinis. Tiba-tiba aja air mata keluar setelah saya mendengar ucapan kakak saya, saya langsung masuk kamar dan saya berdoa saya minta ampun untuk ucapan yang keluar dari mulut kakak saya dan merubah keputusannya. Ketika “amin” tiba-tiba ada seseorang yang mengetok pintu kamar saya, ketika saya mebuka pintu kamar terlihat kakak saya yang sedang berdiri di depan pintu dan berkata “ayo dek ke gereja”. Saya hanya bisa bilang keren banget Tuhan belum ada 10 menit Dia udah jawab doa gw. Kalo efek lahir baru seperti ini, saya mau lahir bar uterus God.hehehhe
                Ka Melina sempet bilang sam asaya kalo seseorang yang lahir baru akan mengalami sesuatu yang “wah”, dan saya mengalami itu. Saya percaya saya tidak akan mengalami itu kalo saya tidak lahir baru.
THANKS JESUS…