Selasa, 23 Agustus 2011

Jatuh bangun aku mengejar-Mu

Masih hangat dibenak gw,
tepatnya sebelum hari ulang tahun gw yang ke-20 tahun. sejujurnya gak ada yang pernah spesial di setiap hari ulang tahun gw, gak ada ucapan dari orang tua ataupun kakak. Suatu saat tepatnya hari Minggu setelah gw pulang ibadah mahasiwa Forward Generation, seperti biasa bukan salam hangat yang gw dapatkan dari orang rumah, tapi tindakan mereka yang membuat gw merasa kecewa.
Minggu malam waktu itu mama gw lagi masak tiba-tiba telepon berdering dan ternyata telepon dari salah satu tante gw, gw gak tahu apa yang lagi mereka bicarakan. Tapi setelah telepon ditutup, mama gw langsung pergi ke rumah tetangga gw yang bisa dibilang dia “orang pintar”. Gw pasang muka flat, dan langsung masuk kamar, gw binggung kenapa sampai seperti ini.
Ketika gw mau ikut Tuhan sungguh-sungguh, bukannya keadaan lebih baik malah diacak-acak.

Hari Senin pagi gw dengar kakak gw nangis-nangis karena dia mergokin cewe smsan sama pacarnya. Gw gak ngerti apa yang telah mereka lakukan sehingga dia sangat takut di selingkuhin. Selasa malam gw ketiduran di ruang tamu, sebenernya gw paling males yang namanya tidur di ruang tamu karena hampir setiap hari mama dan papa gw adu pendapat. Tepat jam dua belas malam papa pulang dengan keadaan mabuk berat. Disitu gw kebangun tapi pura-pura tidur padahal gw ngintip papa gw pulang-pulang masuk kamr mandi dan muntah-muntah, dari kamar mandi sampai runag tamu kecium bau alkoholnya. Gak kebayang sebanyak apa yang dia minum sampai jalan pun dia gak kuat. Setelah keluar dari kamar mandi papa tergeletak di lantai, gw ngeliat dan mendengar papa seperti itu gw hanya bisa nangis dan minta ampun atas apapun yang di lakukan keluarga gw.

Gw gak nyangka tiga hari sebelum gw ulang tahun banyak selakali yang gw harus gw liat kaya gimana keadaan keluarga gw yang mereka sama sekali tidak pernah menghargai hidup yang Tuhan kasih. Tepat hari Rabu gw ulang tahun, gw gak mengharapkan keluarga gw ngucapin, gw gak berharap di beri hadiah. Gw cuma minta hadiah dari Tuhan untuk pulihin keluarga gw. Gw diingetin pada Ibrani 13:5b (Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-sekali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.") gw pegang bener-bener janji Tuhan untuk hidup gw. Gak ada satu hal pun yang bisa menghalangi gw untuk bisa betumbuh. Sebelumnya gw juga diingetin waktu Forward Generation Paskah :The Cross is Power. Gw ditantang untuk berdiri bagi keluarga, kampus, teman-teman jangan pernah takut dengan keluarga, masa depan, kuliah. Ketika gw menyerahkan hidup gw, Tuhan udah pegang semuanya.

Banyak hal yang bisa Tuhan pakai untuk mengubahkan kita, sadar atau gak sebenernya Tuhan panggil kita disetiap kesempatan, Dia panggil kita untuk serius dan berhenti main-main dengan dosa, berhenti menyalahkan diri, berhenti menuntut and so on.. coba check hati kita jangan-jangan Tuhan udh panggil kita 1 tahun yang llu tapi kita abaikan, atau 2 tahun yg lalu tapi kita bilang itu bukan Tuhan. Gw mau ngajak temen2 yang baca Notes ini, gimana kalo Tuhan panggil u melalui ret2 mahasiswa Discipleship Transformation? so gabung aja tgl 12-14 Agustus ini, satu hal yg g sadari kalo ternyata Tuhan gak pernah main-main. c u there guys.

Selasa, 05 Juli 2011


Berawal dari pertobatan saya pada tanggal 15 Maret 2010. Tuhan mengubahkan hidup  saya, yang dulunya saya sangat khawatir dengan keluarga, masa depan, kuliah. Pada saat saya terima Tuhan Yesus sebagai juru selamat saya entah kenapa ke khawatiran saya satu persatu hilang. Sebelum lahir baru saya tidak pernah tau apa itu Saat Teduh, apa itu penyembahan, puasa, bayar harga. Saya selayaknya orang Kristen yang rajin ibadah Minggu, doa, sudah Baptis, bahkan saya sudah ikut pelayanaan di kampus, dan saya merasa itu semua sudah cukup untuk menyenangkan hati Tuhan. Selama hidup saya hanya berkutat dengan dosa-dosa saya minta ampun, dan tetap saja saya terus mengulanginya. Saya merasa Tuhan tidak pernah menjawab doa-doa saya, Ya karena tidak ada satu orang pun di rumah saya yang mengerti saya, seisi rumah hanya bisa menyalahin saya, saya merasa tidak ada satu orangn pun di dunia ini yang saying, yang peduli sama saya. Tidak heran kalau saya sempat kecewa sama Tuhan.
                Saya ditantang untuk lahir baru sama seorang Kakak yang pada saat itu ia dan temannya sedang mendemonstrasikan apa yang ingin mereka bicarakan di retreat kampus saya. Saya tidak mengerti apa itu lahir baru, sempat banyak pertanyaan yang ingin saya tanyakan tentang lahir baru , karena seumur hidup saya, saya  tidak pernah tahu apa itu lahir baru. Saya tertantang untung menerima tawaran itu, tanpa banyak pertimbangan saya menjawab “ya Ka, saya mau.” “Mungkin dengan gue lahir baru, gue lupa dengan semua maslah gue, gue iri sama temen gue yang sudah lahir baru banyak perubahan yang boleh mereka alami” itulah pikiran saya pada saat itu. Pada saat lahir baru, saya disuruh untuk berdoa sambil mengaku semua dosa saya, ketika berdoa tidak terasa air mata saya terus keluar, saya merasa sangat berdosa, saya malu, saya merasa tidak pantas . Setelah selesai berdoa Kakak yang mendoakan saya bertanya “apa yang kamu rasakan dek setelah berdoa?” saya hanya bisa menjawab “saya merasa jijik Ka, dengan dosa saya”. Dalam hati saya berkomitmen untuk Saat Teduh
                Hari-hari yang saya lalui setelah saya lahir baru, saya menjadi manusia baru punya semangat yang baru. Pada saat itu saya mengalami sesuatu yang sangat membuat saya terperanga melihat pekerjaan tangan Tuhan, ya walaupun menurut saya itu  sederhana tapi saya percaya ini adalah suatu permulaan. Pernah suatu hari tepatnya hari Minggu setelah saya lahir baru, saya mengajak Kakak saya untuk pergi ke gereja bersama saya “gereja yu” “males ah lo aja gereja sendiri” jawabnya sewot “ayo lah kegereja, ngapain si lo di rumah?” berusaha untuk membujuk “ah pergi aja lo sendiri, mentang-mentang panitia retreat lo sok rohani banget si maksa-maksa gw ke gereja” dengan tatapan sinis. Tiba-tiba aja air mata keluar setelah saya mendengar ucapan kakak saya, saya langsung masuk kamar dan saya berdoa saya minta ampun untuk ucapan yang keluar dari mulut kakak saya dan merubah keputusannya. Ketika “amin” tiba-tiba ada seseorang yang mengetok pintu kamar saya, ketika saya mebuka pintu kamar terlihat kakak saya yang sedang berdiri di depan pintu dan berkata “ayo dek ke gereja”. Saya hanya bisa bilang keren banget Tuhan belum ada 10 menit Dia udah jawab doa gw. Kalo efek lahir baru seperti ini, saya mau lahir baru terus hehehehe. Setelah kejadiaan itu saya sadar kalau Tuhan ada untuk saya, Tuhan jawab doa saya. Kalu boleh saya berhalusinasi Tuhan bilang “ Sarah, Saya ada untuk kamu, kenapa kamu selalu khawatir, kenapa kamu tidak percaya dengan Saya?” mungkin seperti itu kata-kata Tuhan . Saya tidak tahu bagaimana kalau saya berlum diselamatkan.
Diselamatkan -> diampuni -> dipulihkan
Terimakasih Tuhan karena pertolongan Mu tepat pada awaktunya..
GBU.

Senin, 04 Juli 2011

New Born

Mengambil keputusan untuk lahir baru adalah keputusan yang paling benar menurut saya. Kenapa? Karena dengan saya lahir baru saya terima Tuhan Yesus sebagai juru selamat pribadi dan saya mengerti bahwa sekarang saya harus hidup bukan oleh daging, tetapi oleh Roh. Ketika itu saya sedang rapat retreat di kampus, jadi panitia retreat adalah kepanitiaan pertama saya di kampus. Senin 15 Maret 2010 seperti biasa kami mengadakan rapat besar karena retreat sudah didepan mata. Pada saat itu kami mengundang salah satu tim pembicara untuk mengikuti rapat kami, yaitu Kak Melina dan Bang Roki. Setelah Kakak dan Abang itu mendemonstrasikan apa saja yang akan mereka bawakan pada saat retreat, Bang roki menanyakan sebuah pertanyaan “temen-temen aku mau tanya dong, kalian inget gak kapan kalian Lahir Baru?” satu persatu teman-temen menjawab pertanyaan Bang Roki. Giliran saya yang harus menjawab, dipikiran saya, apa yang harus saya jawab karena pada saat itu saya kurang mengerti apa itu lahir baru, yang saya tau kapan saya di baptis. Dengan simplenya saya jawab “kalo lahir baru saya belum bang, tapi kalo di baptis saya sudah” “tanda seorang sudah lahir baru adalah terima baptisan” “terus Bang gimana kalo seseorang belum lahir baru tapi dia sudah dibaptis?” tanya saya dengan penasaran. Kebetulan bukan saya saja yang belum lahir baru, tetpi ada seorang kakak kelas saya yang bernama Ruth, jadi ada dua orang diantara panitia yang pada saat itu belum lahir baru. Bang Roki menantang kami untuk “mau gak kalian lahir baru?” saya balik bertanya “tapi gimana bang dengan saya, saya sudah terlanjur dibaptis tapi saya belum lahir baru.” Pertanyaan yang sama yang aku tanyakan. Tanpa pikir panjang saya katakan “ya Bang saya mau” pada saat itu saya bingung dengan hidup saya, rasanya masalah terus yang ada dalam hari-hari saya, pertanyaan gak penting, suasa rumah yang membuat saya tidak nyaman, belum lagi kepanitiaan retreat. Saya butuh Tuhan pegang hidup saya, saya butuh semua jawaban-jawaban tas doa-doa saya. Yang ada dipikiran saya, mungkin dengan saya lahir baru saya tidak khawatir lagi dengan hidup saya, makanya saya terima tantangan Bang Roki,  saat itu juga Ka Melina menyuruh kami berdua untuk menyingkir diantara temen-temen lain untuk kita berdoa bersama-sama. Ka Melina meninta kami untuk berdoa, mengaku semua dosa-dosa yang telah kita perbuat entah itu masalah lalu dengan keluarga, pacaran tidak kudus, atau apa pun itu doa dilakukan secara ganti-gantian dengan suara yang kedengeran satu sama lain. Doa dimulai dari saya, saya minta ampun sama Tuhan atas semua dosa ynga telah saya lakukan. Entah mengapa air mata keluar dengan begitu derasnya rasanya saya malu dengan dosa-dosa saya, saya merasa gak layak untuk minta ampun, setelah saya berdoa kemudian dilanjutkan dengan Ruth dan ditutup dengan Ka Melina untuk mendoakan kita. “Amin” kata itulah yang menutup doa kita. “Apa yang kalian rasakan setelah kalian tadi berdoa?” pertanyaan pertama yang ditanyakan Ka Melina “lega Ka, saya merasa jijik dengan semua dosa-dosa saya.” “bagus Ren, kalo itu yang kamu rasakan”.
                Thanks God banget rasanya saya diijinin untuk bisa lahir baru, sesuatu yang beda boleh saya terima, semangat yang baru di hari-hari saya. Pernah suatu hari tepatnya hari Minggu setelah saya lahir baru, saya mengajak Kakak saya untuk pergi ke gereja bersama saya “gereja yu” “males ah lo aja gereja sendiri” jawabnya sewot “ayo lah kegereja, ngapain si lo di rumah?” berusaha untuk membujuk “ah pergi aja lo sendiri, mentang-mentang panitia retreat lo sok rohani banget si maksa-maksa gw ke gereja” dengan tatapan sinis. Tiba-tiba aja air mata keluar setelah saya mendengar ucapan kakak saya, saya langsung masuk kamar dan saya berdoa saya minta ampun untuk ucapan yang keluar dari mulut kakak saya dan merubah keputusannya. Ketika “amin” tiba-tiba ada seseorang yang mengetok pintu kamar saya, ketika saya mebuka pintu kamar terlihat kakak saya yang sedang berdiri di depan pintu dan berkata “ayo dek ke gereja”. Saya hanya bisa bilang keren banget Tuhan belum ada 10 menit Dia udah jawab doa gw. Kalo efek lahir baru seperti ini, saya mau lahir bar uterus God.hehehhe
                Ka Melina sempet bilang sam asaya kalo seseorang yang lahir baru akan mengalami sesuatu yang “wah”, dan saya mengalami itu. Saya percaya saya tidak akan mengalami itu kalo saya tidak lahir baru.
THANKS JESUS…

Selasa, 14 Juni 2011

mau kuliah ko ribet amat ;(

Gak kerasa tinggal dua semester lagi gue kuliah disini,gak sabar udah semester 6 bentar lagi dapet gelar SE deh..asikk..Itulah impian gue dan temen-temen yang lain, karena wisuda udah di depan mata, menyelesaikan perkuliahan hampir tiga tahun akhirnya selesai juga. Tetapi sepertinya wisuda harus ditunda tahun depan deh kayanya, karena  kampus mau pindah. Gue kuliah disini karena waktu itu kampus menawarkan gelar S1 bisa ditempuh tiga tahun. ketika itu kampus masih bernama STIE Mandala. Semester satu, semester dua kami kuliah seperti kerja rodi ya karena gue kuliah dari Senin sampai Jumat dari pagi sampe sore mana gak ada libur semester lagi..ughhh...Waktu itu gue dapat kabar kalo pemerintah melarang kampus untuk meluluskan kami dengan waktu tiga tahun, karena menurut pemerintah perkuliahan seperti itu tidak efektif ada dua pilihan yang ditawarkan pertama merubah sistem perkuliahan yang tadinya satu semester empat bulan, menjadi satu semester enam bulan atau pilihan ke dua pemerintah menutup kampus STIE Mandala. Tapi kampus memilih untuk mengikuti pilihan pertama, ketika keputusan itu berlaku selain sistem perkulliahan berubah nama kampus pun ikut berubah. Setelah keputusan itu, kami mendapat kabar gembira, ternyata kampus libur selama empat bulan mengganti libur-libur yang semester lalu. Nama pun berubah menjadi ITBNusantara. Kenapa nama terus berubah?? itulah pertanyan nya dan jawabannya adalah karena KAMPUS NAIK STATUS DARI SEKOLAH TINGGI menjadi INSITUT...horeeee... kampus naik jabatan... Bagi gue perkuliahan diundur setengah tahun, ya masih masuk akal. Gue pribadi si gak merasa dirugikan, perkuliahan sudah memasuki semester empat, masalah pun muncul lagi. Emang gue akui kuliah disini banyak banget kejutannya. Tiba-tiba aja kampus pengen buru-buru pindah di gedung yang baru yang letaknya jauh banget dari gedung yang lama, di maketnya si tu gedung keren banget, dosen si bilangnya kampus pindah 2014. Isu-isu pun terus manakut-nakuti  mulai dari sistem yang berubah lagi, perkuliahan diundur lagi, dosen mau diganti, yang parahnya lagi kampus MAU GANTI NAMA LAGI aghhh tidaaaaakkkk. Dari ITBNusantara menjadi UNM (Universitas Nusantara Mulia) embel-embel Mulia itu loh yang berat banget, siapa si yang gak tau Universitas Mulia, ya secara tu kampus terkenal banget mulai dari anak-anak pintar yang bisa keterima disitu, modis-modis, banyak artisnya lagi dibandingin sama kampus gue si ya gitu deh, hehehe. Gara-raga akhir-akhir ini jadi sering kekampus jadi kaya gini ni gue, banyak terima berita yang simpang siur. Gue sebagai mahasiswa yang gak peduli sama urusan-urusan yang kaya gitu ya gue si santai aja, mau pindah ke, mau ganti nama ke bodo amat asal jangan perkuliahan diundur aja. Masa harus diundur lagi si. Waktu itu salah satu temen gue tanya ke bagian akademik anak 2009 diadain SP apa enggak, dan jawabannya adalah "TIDAK ADA" semua temen-teman gue bersorak sorak sorai karena kalo gak ada SP kita libur dua setengan bulan. Temen-temen gue pada merencanakan apa yang harus dilakukan ketika libur panjang, termasuk gue yang nyusun jadwal kemana aja gue akan berlibur. Mulai dari ke Kota Tua untuk foto-foto lumayan untuk nambah album di FB, hehehe, pergi berenang, wisata kuliner ke Bogor, atau gue mau pelayanan ke kampus-kampus untuk cari mangsa untuk gue bagiin tentang kebenaran..wahahhaha...Setelah UAS gue baru menikmati libur 3 hari tiba-tiba saja temen gw yang hobinya ke kampus sms gue "temen-temen hari senin diharapkan dateng ya karena ada keputusan baru dari pihak yayasan tentang perkuliahan kita, ddiharapkan kehadirannya bertempat di perpustakaan.Thx" Ya mau gak mau gue harus dateng  ke kampus, setelah menempuh waktu kurang lebih 90 menit akhirnya gw tiba di kampus, gue pun menuju ke lantai 9.

Kamis, 09 Juni 2011

Anak Punk

"permisi bapak-bapak, ibu-ibu kaka kaka sekalian, kami disini bukan mau menodong ataupun minta-minta, kami hanya mencari uang untuk membeli makan dan sebatang rokok" itulah kalimat yang sering diucapkan para pengamen jalanan sebelum mereka menyanyikan beberapa tembang lagu favorit mereka.

"kaka..aku mau masuk"

    Rumah singgah di daerah Jakarta Barat adalah tempat yang ingin kami kunjungi untuk kegiatana bakti sosial. Yang ada dipikiran saya ketika menuju kesana adalah rumah singgah yang terawat, bersih., wangi. Tapi itu semua salah ketika saya sampai disana, gang sempit, bau sampah, padat. Pengen pulang rasanya ketika melihat semuanya gak sesuai dengan yang saya pikirikan. Tapi itu semua terbayar ketika anak-anak menyambut kedatangan kami dengan senyum polos mereka. "kaka..kaka.." itulah kata pertama yang keluar dari bibir mungilnya. Dengan baju yang minim, tempat yang gak layak, tetapi mereka tetap semangat.Karena tempat yang tidak memungkinkan  semua panitia naik ke atas untuk memberikan mereka hiburan, akhirnya aku lebih memilih tidak naik ke lantai dua yang lantainya hanya beralaskan papan. Anak-anak yang berada di rumah singgah kurang lebih 300 anak mulai dari anak berusia 1 tahun sampai 16 tahun. Tetapi pada saat itu hanya ada anak yang berusia 1 tahun sampai 12 tahun. Karena pemilik membatasi anak-anak yang mau masuk. Sebagian panitia memberikan hiburan di lantai dua, sedangkan aku dan panitia yang lainnya menyiapkan snack yang berupa burger mini dan segelas cocacola. Keadaan di luar dipenuhi anak-anak yang tidak diijinkan masuk untuk mengikuti acara. Mereka hanya bisa melihat saya dan panitia yang menuangkan minuman ke dalam gelas dengan harapan mereka akan menerimanya. "kaka..aku mau masuk dong" "kaka..aku mau minumnya deh..soalnya aku gak pernah minum kaya gitu..minta dong ka" teriakan seperti itulah yang selalu aku dengar. Dengan perasaan sedih aku menjawab pertanyaan mereka dengan mata yang berkaca-kaca "maf de kaka gak bisa kasih, soalnya ini cuma untuk ade-ade yang ada di atas..maaf ya." Yang ada dipikiran aku pada saat itu hanyalah sesulit itukah kehidupan mereka sampai cocacola pun mereka tidak pernah merasakan. Gak tega melihat mereka yang terus-terusan melihat segelas cocacola dingin dari kejauhan, aku pun memilih untuk naik ke atas. Kegembiraan mereka terpancar dari muka mereka yang polos yang pada saat itu temen -temen panitia sedang menghibur mereka dengan boneka tangan. Aku melihat ada seorang anak laki-laki yang sedang memangku adiknya yang kira-kira berumur satu tahun yang sepertinya belum mandi karena sang adik masih menggunakan piyama yang kucel, dengan ingus yang masih menempel di atas bibirnya. Ketika aku mendekatkan mereka, adiknya nangis karena takut melihat boneka tangan yang sedang dimainkan teman ku, kakanya malah mencubit adiknya yang tidak berhenti menangis. Aku memisahkan mereka sambil memangku dan menutup mata sang adik. Tidak hanya adik yang ada dipangkuan ku saja yang menangis, ekspresi mereka berbeda-beda ketika melihat pertunjukan boneka tangan ada yang serius memperhatikan, ada yang berlari-lari, bahkan ada yang mendekati boneka sambil berdiri persis di depan tanpa dia hiraukan kalau bukan dia saja yang penasaran dengan ceritanya. Melihat keadaan adik-adik yang terus menerus semakin rusuh, akhirnya ceritapun segera diselesaikan. "seru gak ceritanya adik-adik?" tanya seorang kaka bernama Raisa yang menjadi MC "seru ka..." teriak mereka kompak "siapa yang mau hadiah?" "saya kaaaaa.." jawab mereka sambil mengacungkan tangan.. " "tapi kaka mau kalian duduk yang rapih dulu" mereka pun langsung merapihkan barisan duduk mereka "oke, sekarang kaka mau kasih pertanyaan siapa yang bisa jawab di kasih hadiah, pertanyannya adalah siapa nama boneka yang tadi berbohong?" semua dari mereka mengacungkan jari telunjuk "saya..saya..saya ka" "coba kamu de, maju kedepan" panggil seorang kaka "manya mischa yang tadi boong ka" "gimana ya, bener gak adik-adik jawabanya?" tanya kaka Raisa, sambil senyum-senyum "bener ka" "gimana ya? hehehe iya deh ini kaka kasih hadiah" "makasih ka". "Adik-adik kayanya waktunya sudah habis, kaka kaka harus pulang, sebelum kita pulang aku mau tanya nih, kalian kalau sudah besar cita-citanya mau jadi apa?" "jadi penyanyi, pilot, guru, presiden" jawab mereka antusias. Aku pikir mereka akan menjawab pengen jadi preman, supir metromini karena setau aku apa yang mereka lihat itulah yang menjadi cita-cita mereka, "trima kasih Tuhan kalo mereka punya cita-cita yang tinggi" ucapku dalam hati. Sebelum mereka pulang kita sudah siapkan burger di bawah yang akan kami bagikan  ke mereka. Tiba-tiba pemilik rumah singgah naik ke lantai dua dan berkata "boleh saya pinjam burgernya?" semua panitia yang ada di situ saling pandang-pandangan, kita semua binggung untuk apa burger itu dipinjam "saya ingin memberitahu kepada mereka bagaimana cara memakan burger, karena mereka belum pernah makan" sepertinya bapak itu tau apa yang ada dalam pikiran kami. Burger yang kami bagikan menurut saya makanan yang biasa sekali, mungkin aku bisa saja membelinya setiap hari tanpa harus mengumpulkan uang jajan hanya untuk makan burger. Tapi bagi mereka burger adalah makanan yang mewah sehingga mereka belum pernah merasakannya, bahkan mungkin mereka hanya membayangkan bagaimana rasanya ketika mereka melihat di televisi atau melihat dari kejahuan seseorang sedang memakan burger. Dengan perasan sedih ketika aku harus pulang, terharu dengan keadaan mereka. Tetapi aku tetap bersyukur ketika melihat wajah mungil mereka tetap tersenyum sambil menerima beberapa bingkisan yang kami sediakan untuk mereka. Terimakasih Tuhan kalau aku bisa bertemu dengan adik-adik baru di rumah singgah, dan aku bersyukur aku lebih beruntung dari mereka. :)